Rabu, 02 September 2015

AKSARA #6 (when we're sad)


Kesedihan seringkali kita kaitkan dengan airmata. Kesedihan, seringkali kita sandingkan dengan kehilangan, dan kesedihan seringkali kita hubungkan dengan kesimpulan dunia sudah berakhir, hidup ini tak lagi indah seperti dulu, dan kebahagiaan tak lagi sempurna seperti masa lalu



Kesedihan seringkali membuat kita lemah. Kesedihan pun seringkali memaksa kita untuk mengaku kalah. Mengaku kalah pada pembuat kesedihan dan berbagai masalah. Kesedihan tak jarang membuat kita tak tahu harus berbuat apa, bingung harus bagaimana, dan buta arah untuk melangkah.

Siapa gerangan manusia yang tak pernah menemui kesedihan?

Mereka adalah orang-orang yang melihat kesedihan sebagai sebuah kebahagiaan yang istimewa

Kesedihan memang identik dengan air mata, namun bukan air mata yang tanpa makna. Air mata yang muncul di kala kesedihan adalah air mata syukur. Syukur kita karena Dia bersama kita, mengingatkan kita, menegur kita. Jika saja Dia telah meninggalkan kita, sudah barang tentu kita akan tenggelam dalam gemerlap dunia, dan oleh karna itu, kesedihan seringkali muncul untuk mengingatkan. Mengingatkan kita unntuk segera kembali kepada Maha Pemberi Nikmat agar jauh dari laknat.

Bilamana kesedihan kita sandingkan dengan kehilangan maka ada satu yang harus kita jadikan pegangan. Keyakinan bahwa yang kita miliki memang tak ada yang abadi dan kepada Allah semuanya akan kembali. Kehilangan akan selalu membuat kita sedih dan pilu, namun jangan sampai kesedihan membuat kita jemu untuk terus melangkah maju. 

Pada akhirnya, kesedihan memang tak pernah bisa kita hindari, namun makna dari kesedihan yang seakan kelam ini dapat kita ganti dengan sebuah keyakinan. Bahwasanya Allah tak akan pernah memberikan cobaan di luar kemampuan hambaNya, dan bahwasanya semua duka yang datang kepada kita pasti bermakna.

0 comments:

Posting Komentar

Rabu, 02 September 2015

AKSARA #6 (when we're sad)

Diposting oleh annisa ratu aqilah di 12.45
Kesedihan seringkali kita kaitkan dengan airmata. Kesedihan, seringkali kita sandingkan dengan kehilangan, dan kesedihan seringkali kita hubungkan dengan kesimpulan dunia sudah berakhir, hidup ini tak lagi indah seperti dulu, dan kebahagiaan tak lagi sempurna seperti masa lalu



Kesedihan seringkali membuat kita lemah. Kesedihan pun seringkali memaksa kita untuk mengaku kalah. Mengaku kalah pada pembuat kesedihan dan berbagai masalah. Kesedihan tak jarang membuat kita tak tahu harus berbuat apa, bingung harus bagaimana, dan buta arah untuk melangkah.

Siapa gerangan manusia yang tak pernah menemui kesedihan?

Mereka adalah orang-orang yang melihat kesedihan sebagai sebuah kebahagiaan yang istimewa

Kesedihan memang identik dengan air mata, namun bukan air mata yang tanpa makna. Air mata yang muncul di kala kesedihan adalah air mata syukur. Syukur kita karena Dia bersama kita, mengingatkan kita, menegur kita. Jika saja Dia telah meninggalkan kita, sudah barang tentu kita akan tenggelam dalam gemerlap dunia, dan oleh karna itu, kesedihan seringkali muncul untuk mengingatkan. Mengingatkan kita unntuk segera kembali kepada Maha Pemberi Nikmat agar jauh dari laknat.

Bilamana kesedihan kita sandingkan dengan kehilangan maka ada satu yang harus kita jadikan pegangan. Keyakinan bahwa yang kita miliki memang tak ada yang abadi dan kepada Allah semuanya akan kembali. Kehilangan akan selalu membuat kita sedih dan pilu, namun jangan sampai kesedihan membuat kita jemu untuk terus melangkah maju. 

Pada akhirnya, kesedihan memang tak pernah bisa kita hindari, namun makna dari kesedihan yang seakan kelam ini dapat kita ganti dengan sebuah keyakinan. Bahwasanya Allah tak akan pernah memberikan cobaan di luar kemampuan hambaNya, dan bahwasanya semua duka yang datang kepada kita pasti bermakna.

0 komentar on "AKSARA #6 (when we're sad)"

Posting Komentar

 

HANANIA MIRAI (hanami) Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon blogger template for web hosting Flower Image by Dapino