Rabu, 03 Februari 2016

AOZORA (3) first


Hari yang indah untuk pergi ke gunung. 

Hari yang baik untuk menambah teman baru.

***

Sabtu hangat di akhir tahun itu aku masih ingat awal mula kita bertemu. Bagaimana hebatnya Tuhan menyusun rencana untuk mengenalkanku padamu.

Aku menunggu di tempat yang kalian tunjukkan. Entah menunggu siapa, nama saja aku tak mengenal. Lalu dua orang yang terasa tak asing datang tepat di belakangku, memanggil namaku. Memastikan apakah aku orang yang mereka cari.

Awan namanya, satu lagi aku lupa.

Saat itu, aku belum mengenalmu. Kita hanya saling mengenal nama lewat pesan singkat saja. 

***

Hari yang indah untuk menikmati alam. Hari yang baik untuk menambah kawan,

***

Satu jam tiga puluh menit perjalanan. Melewati kota, batas kota, jalan setapak, pegunungan, dan akhirnya sampai di tempat tujuan kita. Aku canggung, kamu canggung, kalian canggung. Tak ada yang kukenal. Kalian tahu saja, aku hanya sesosok manusia bumi yang tak pandai mencari kawan bicara.

Kamu yang pada akhirnya aku kenal dengan nama yang sangat berkesan sedang bergembira dengan malaikat-malaikat bumi ; bernyanyi dan menari.

Aku berpikir, mungkin kamu menyukainya, atau terpaksa melakukannya. Kemudian, dari sudut ruang kecil yang kita sebut surau itu, sesosok lain tertangkap di mataku. Sosok yang paling tak asing dari semua yang terasing. Namun dia hanya diam, tanpa menyapaku sama sekali, bahkan tersenyum pun tidak.

Ah iya! aku lupa.

Sedekat apapun kita, kita tak pernah saling melempar senyum atau sapa. Bahkan sekedar untuk bertanya.

Cukup tahu saja, jangan merasa kita dekat bahkan akrab!

Caramu sekilas memandangku seakan berkata begitu.

Lalu aku kembali terhanyut dalam alunan lagu-lagu nostalgia masa kecil dan kamu ; sosok yang sedari tadi tertawa, tersenyum, menari, dan bernyanyi.

Kamu siapa?

Selesaikanlah segera acara ini, biar aku bisa lebih mengenalmu atau setidaknya mengetahui namamu.

***

Tepuk tangan bergemuruh, sorak sorai meledak tanpa aku tahu penyebabnya. Kamu melempar senyum padaku.

Ya, padaku!

bukan pada orang lain yang lebih dikenal di sini melebihi aku. Senyum yang sekarang aku artikan sebagai peringatan, sesuatu yang jahat, dan menghanyutkan.

***

Kamu memintaku untuk berdiri. Mengenalkan nama pada orang-orang asing di sana. Kemudian waktu seolah mengerti apa yang kurasakan. Dia berjalan cepat. Seolah memberi kesempatan pada kita agar lebih saling dekat.

***

24 jam bersamamu di alam yang asing dan jauh dari hiruk pikuk kota. Aku sama sekali tak mengucap apa-apa, tak berbuat banyak, dan tak berkeinginan untuk mengetahuimu dalam-dalam. 

Lalu waktu menjadi tak sabar menghadapiku. Dia berjalan sangat cepat sampai akhirnya kita berpisah. 

Ini... hanya sementara kan?

Kita... akan bertemu lagi bukan?

Tanpa tersadar aku mengharapkannya.

Dan pada akhirnya namamu terdengar sampai ke telinga.

....Abdullah?

dan sepasang mata tanpa tersadar melempar pandang rahasia dan mungkin saja, pada akhirnya diantara kita sedang ada yang jatuh cinta.





0 comments:

Posting Komentar

Rabu, 03 Februari 2016

AOZORA (3) first

Diposting oleh annisa ratu aqilah di 18.39

Hari yang indah untuk pergi ke gunung. 

Hari yang baik untuk menambah teman baru.

***

Sabtu hangat di akhir tahun itu aku masih ingat awal mula kita bertemu. Bagaimana hebatnya Tuhan menyusun rencana untuk mengenalkanku padamu.

Aku menunggu di tempat yang kalian tunjukkan. Entah menunggu siapa, nama saja aku tak mengenal. Lalu dua orang yang terasa tak asing datang tepat di belakangku, memanggil namaku. Memastikan apakah aku orang yang mereka cari.

Awan namanya, satu lagi aku lupa.

Saat itu, aku belum mengenalmu. Kita hanya saling mengenal nama lewat pesan singkat saja. 

***

Hari yang indah untuk menikmati alam. Hari yang baik untuk menambah kawan,

***

Satu jam tiga puluh menit perjalanan. Melewati kota, batas kota, jalan setapak, pegunungan, dan akhirnya sampai di tempat tujuan kita. Aku canggung, kamu canggung, kalian canggung. Tak ada yang kukenal. Kalian tahu saja, aku hanya sesosok manusia bumi yang tak pandai mencari kawan bicara.

Kamu yang pada akhirnya aku kenal dengan nama yang sangat berkesan sedang bergembira dengan malaikat-malaikat bumi ; bernyanyi dan menari.

Aku berpikir, mungkin kamu menyukainya, atau terpaksa melakukannya. Kemudian, dari sudut ruang kecil yang kita sebut surau itu, sesosok lain tertangkap di mataku. Sosok yang paling tak asing dari semua yang terasing. Namun dia hanya diam, tanpa menyapaku sama sekali, bahkan tersenyum pun tidak.

Ah iya! aku lupa.

Sedekat apapun kita, kita tak pernah saling melempar senyum atau sapa. Bahkan sekedar untuk bertanya.

Cukup tahu saja, jangan merasa kita dekat bahkan akrab!

Caramu sekilas memandangku seakan berkata begitu.

Lalu aku kembali terhanyut dalam alunan lagu-lagu nostalgia masa kecil dan kamu ; sosok yang sedari tadi tertawa, tersenyum, menari, dan bernyanyi.

Kamu siapa?

Selesaikanlah segera acara ini, biar aku bisa lebih mengenalmu atau setidaknya mengetahui namamu.

***

Tepuk tangan bergemuruh, sorak sorai meledak tanpa aku tahu penyebabnya. Kamu melempar senyum padaku.

Ya, padaku!

bukan pada orang lain yang lebih dikenal di sini melebihi aku. Senyum yang sekarang aku artikan sebagai peringatan, sesuatu yang jahat, dan menghanyutkan.

***

Kamu memintaku untuk berdiri. Mengenalkan nama pada orang-orang asing di sana. Kemudian waktu seolah mengerti apa yang kurasakan. Dia berjalan cepat. Seolah memberi kesempatan pada kita agar lebih saling dekat.

***

24 jam bersamamu di alam yang asing dan jauh dari hiruk pikuk kota. Aku sama sekali tak mengucap apa-apa, tak berbuat banyak, dan tak berkeinginan untuk mengetahuimu dalam-dalam. 

Lalu waktu menjadi tak sabar menghadapiku. Dia berjalan sangat cepat sampai akhirnya kita berpisah. 

Ini... hanya sementara kan?

Kita... akan bertemu lagi bukan?

Tanpa tersadar aku mengharapkannya.

Dan pada akhirnya namamu terdengar sampai ke telinga.

....Abdullah?

dan sepasang mata tanpa tersadar melempar pandang rahasia dan mungkin saja, pada akhirnya diantara kita sedang ada yang jatuh cinta.





0 komentar on "AOZORA (3) first"

Posting Komentar

 

HANANIA MIRAI (hanami) Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon blogger template for web hosting Flower Image by Dapino